Jumat, 26 Juni 2009

Masa itu... ada pertemuan yang tak terduga



Selagi cari-cari lagu Melayu lama di Youtube, aku mendapatkan video tari Melayu.
Aku jadi teringat masa laluku, masa aku masih SMP di Dabo Singkep.
Waktu masih SMP aku banyak mengikuti kegiatan, di sekolah maupun di luar sekolah.

Salah satunya, aku pernah ikut belajar tari Melayu di Wisma Timah Dabo
Aku dan beberapa teman (kakak kelas) se SMP dilatih oleh seorang bapak guru tari.

Ternyata susah juga tari Melayu itu.
Tapi aku seneng banget mengikuti latihan tari ini.
Tari Melayu ini gayanya dinamis dan lincah.

Aku mulai belajar melangkah dengan setengah jinjit, lincah dan agak loncat atau loncat-loncat kecil
Awalnya gaaak bisa-bisa.
Langkah dan bunyi hitungan atau ketukan gendangnya gak pas-pas.
Maka di uulang-ulang.
Dicoba lagi - coba lagi.

Lalu kami dipasang-pasangkan, kami harus bisa saling menyesuaikan gaya.
Pandangan harus bertemu, bahu harus sejajar dengan bahu pasangan, langkah kakinya harus sama.
Huh.. ribet banget.

Tapi kami semangat, karena juga musik dan gendangnya yang ramai dan membuat semangat.
Gak capek-capek. Latihan terus

Akhirnya setelah berminggu-minggu kami latihan.
Maka kami diikutkan lomba tari Melayu. GAk tau antar apa.. lupa lagian ga penting.

Ditentukan tari wajibnya adalah tari Serampang 12.
Tariannya lincah banget, agresif menyeimbangkan dengan gerakan pasangannya.
Kayaknya heboh deh..

Tari pilihannya kalau gak salah tari Patah Sembilan.
Seruuu banget deh..
Pengalaman latihan dan lomba tari benar-benar luar biasa, menyenangkan, menegangkan dan yang pasti pengalaman yang tak terlupakan.

Tapi....
Yang payahnya nih aku, lupa... siapa ya dulu pasangan aku itu..?
Keterlaluan banget sih...sungguh-sungguh keterlaluan...
Maafkan aku.. teman...

Pada akhirnya...
Di suatu waktu dan di suatu tempat....
Masya Allah...

Aku yang sedang menemani mamaku di ruang pemulihan operasi di RS Pelni melihat ada seorang wanita menemani seorang laki-laki yang aku duga itu pasti suaminya.
Kami sekali-sekali saling berpandang tapi tidak berteguran.
Sampai lewatlah waktu itu.

Di lain hari atau minggu, aku menemani mamaku lagi ke RS Pelni.
Kami beristirahat di ruang ODC (oneday care).
Ya Allah ... pasangan itu ke ruang itu juga.
Kami lagi-lagi saling berpandangan. Senyum gak apa gak...

Aku keluar ruangan untuk ngurusin sesuatu, papasan dengan pasangan ini.
Di sini aku nekad menegur mereka.
Aku tanya, mereka datang dari mana? Jawabnya, dari Bangka.
Oya? saya lahir di Bangka loh, jawab saya. Terus mereka bilang, kami juga pernah di Belitung?
Kataku, bapakku dulu dokter di sana.
Lalu apa...? Dia (istri), tembak langsung... Kamu, Rina ya? Iya.. kamu siapa? tanyaku (duh, sorry banget aku lupa nama dia). Dia bilang, aku Asmaili. Aku pasangan Rina waktu tari Melayu di Dabo.

Ha....!!! Aku kaget banget. Dia toh pasangan aku menari..
Masya Allaaah. Asmaili... alhamdulillah, Allah temukan kita...

Sebenarnya dia sudah ngira, kalau di ruang pulih operasi itu pasti keluarga dokter Regawa, yang itu Rina dan yang itu Iwan. Tapi dia tak berani menegur.
Kalau begitu... untuuuung aku nekad menegur mereka.

Pertemuan ini memang luar biasa, mengharukan, menggembirakan dan pasti tak terlupakan.
Itu terakhir kami bertemu, walau aku masih bolak balik ke RS Pelni.

Ya.. mudah-mudahanlah suaminya sudah sembuh dan sehat wal afiat.
Dulu suaminya itu juga pasiennya bapak waktu di Belitung.

Mudah-mudahanlah Allah masih memberi kesempatan kami untuk bertemu kembali, dalam keadaan yang lebih baik, Insya Allah. Amiin

Salam kangen dari aku untukmu, Asmaili.


Rina Regawa

Tari ini adalah latihan dasar tari Melayu, gayanya sederhana banget dan berulang-ulang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar